Di sebuah kampung kecil tak jauh dari bibir pantai selatan, hidup seorang anak laki-laki yang sehari-harinya membantu ayahnya mengangkat semen dan menyusun bata. Pekerjaan berat bukan hal baru baginya, apalagi saat musim pembangunan mulai ramai. Tapi satu sore yang mendung, setelah pulang dari proyek, ia duduk di depan rumah kayunya sambil membuka ponsel tua warisan sepupunya. Di layar itu, ia memainkan permainan bernama Mahjong Ways — dan dari sinilah senyumnya yang jarang muncul mulai terlihat. Bukan karena menang besar, tapi karena ada sesuatu dalam permainan itu yang terasa berbeda: pola yang rapi, alur yang tenang, dan kejutan kecil yang muncul tanpa membuat stres.
Awalnya ia hanya ikut-ikutan teman sekolah yang mengajaknya coba-coba. Tapi saat melihat scatter hitam muncul perlahan di tengah putaran, dan ubin-ubin yang jatuh membentuk kombinasi tertentu, ia merasa ada yang istimewa. Permainan ini bukan tentang cepat-cepatan, bukan tentang rebutan skor — tapi tentang membaca alur, menunggu momen, dan membiarkan semuanya berjalan dengan ritmenya sendiri. Bagi anak yang terbiasa dengan kehidupan keras dan cepat, permainan ini seperti jeda yang memberi ruang untuk bernapas lebih dalam.
Mahjong Ways punya sesuatu yang tidak dimiliki kebanyakan permainan lainnya — ketenangan. Saat tumble terjadi dan ubin berganti posisi, sensasinya seperti melihat ombak kecil menyapu pasir dengan irama tetap. Scatter hitam yang muncul perlahan memberi harapan baru, bukan tekanan. Bagi anak kuli bangunan ini, permainan itu bukan hanya pengisi waktu, tapi semacam ritual sore untuk menenangkan diri. Ia mengaku sering memainkan satu atau dua putaran sambil menunggu nasi matang, dan justru di situ ia menemukan perasaan tenang yang sulit ia dapatkan sepanjang hari.
Beberapa teman-temannya mulai ikut mencoba setelah melihat perubahan pada dirinya. Biasanya ia pendiam dan cepat marah, tapi sejak rutin bermain Mahjong Ways, ia lebih sabar dan bahkan mulai mengajak ngobrol soal pola permainan. Mereka menyebut game ini seperti teka-teki visual yang bikin betah tanpa bikin emosi. Dari yang awalnya hanya sekadar iseng, kini mereka menjadikannya bagian dari kebiasaan sore hari — sambil duduk di tepi pantai, menghadap matahari tenggelam, dan menikmati layar kecil yang menyala tenang.
Waktu paling ia sukai untuk bermain adalah menjelang maghrib, saat angin mulai dingin dan suara debur ombak terdengar jelas. Duduk di atas karung semen kosong, ia membuka ponsel dan mulai bermain. Tidak terburu-buru, tidak dengan target menang, hanya menikmati prosesnya. Dan ketika scatter muncul, ia tersenyum pelan — bukan karena hadiah besar, tapi karena merasa dimengerti. Permainan ini seperti tahu kapan harus muncul memberi semangat, dan kapan harus diam membiarkan pikiran melayang bebas.
Platform tempat ia bermain pun mendukung kebiasaan itu. Tidak ada iklan yang tiba-tiba mengganggu, tampilannya ringan meski dimainkan di ponsel tua, dan tetap lancar meski jaringan tidak selalu stabil di daerah pantai. Ia bahkan menyebut bahwa game ini seperti teman diam yang selalu hadir tepat waktu — tidak menuntut, tidak memaksa, hanya menemani. Sejak itu, Mahjong Ways menjadi bagian dari rutinitasnya, sejajar dengan mengangkat ember pasir dan merapikan bata di proyek bangunan ayahnya.
Kisah dari pantai selatan ini membuktikan bahwa sebuah permainan bisa memberikan lebih dari sekadar hiburan. Mahjong Ways, dengan kesederhanaannya, menjadi titik temu antara kelelahan dan ketenangan. Bagi anak kuli bangunan ini, permainan itu memberi ruang untuk tersenyum — bukan karena hasil besar, tapi karena rasa hangat yang muncul dari prosesnya. Dan di sela debu semen dan suara ombak, ia menemukan bahwa pola-pola kecil di layar ponselnya punya arti yang lebih besar dari yang ia kira.